SUARA INDONESIA MEDAN

Pemerintah Usulkan Kambing Jadi Pengganti Ternak di Nias

Sadar Laia - 19 October 2020 | 20:10 - Dibaca 7.29k kali
Peristiwa Daerah Pemerintah Usulkan Kambing Jadi Pengganti Ternak di Nias
Ilustrasi Babi dan Kambing

MEDAN - Terkait kasus kematian Babi di Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara yang semakin melonjak akhir-akhir ini, banyak asumsi mengatakan ekonomi masyarakat setempat terancam.

Pasalnya, sejak bulan April lalu ratusan ribu ternak Babi yang menjadi salah satu usaha dan sumber penghasilan masyarakat Kepulauan Nias, mati secara massal. Karena adanya wabah virus African Swine Fever (ASF) yang terjangkit pada Babi tersebut.

Pendapatan peternak pun menurun bahkan warga (peternak babi) mengeluh. Karena bibit babi sudah tidak ada lagi.

Demikian pernyataan itu disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara, Drh. Muhamin Damanik usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi B DPRD Sumut dan Peternak Babi di Ruang pertemuan DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, No. 5 Medan. Senin, (19/10/2020).

"Iya, peternak babi saat ini mengalami kerugian besar akibat melonjaknya angka kematian terhadap babi tersebut. Itu karena adanya virus yang menyerang babi-babi yang ada di peternakan itu sendiri," ujar Drh. Muhamin Damanik kepada suaraindonesia.co.id 

Dia mengatakan, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) masih belum bisa memberikan bibit Babi lagi disana. Karena saat ini Pemprov fokus sampai kepulauan Nias itu bersih dari ASF. Tetapi sementara ini kita punya program baru untuk peternak disana.

"Kalau bukan Babi, kita akan usulkan penggantinya seperti Sapi, Kambing, Ayam, dan Ikan. Sumber dana bantuan tersebut kita ambil dari APBN/APBD provinsi dan daerah," imbuh Drh. Muhamin Damanik

Sementara, anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara, Daerah Pemilihan (Dapil) VIII Kepulauan Nias, Edward Zega ketika dikonfirmasi suaraindonesia.co.id, Dia berharap pemerintah setempat peduli dengan masyarakat yang ada di Kepulauan Nias. Banyak dari mereka yang memiliki penghasilan dari beternak babi.

"Iya, peranan serta pemerintah setempat maupun Provinsi Sumut sangat dibutuhkan. Karena saat ini beternak babi di Kepulauan Nias sudah banyak berkurang. Faktornya, mereka kesulitan mencari bibit untuk diternak," terang Edward Zega, anggota Komisi C DPRD Sumut dari Fraksi Demokrat itu.

Kemudian kata Edward, Kesulitan tak hanya dirasakan para peternak, tetapi juga masyarakat. Karena memang ternak babi selain untuk kebutuhan bahan menu makanan juga digunakan untuk mengisi acara adat.

"Babi merupakan tradisi dan adat di Kepulauan Nias, jika ada pesta adat, maka selalu memotong ternak ini. Sampai saat ini disana kesulitan mencari babi. Bahkan mereka ada yang sampai ke luar pulau untuk mencari daging ini. Itulah saking sulitnya di sana," tuturnya.

Untuk itu, Dia (Edward) berharap pemerintah memberikan bibit Babi disana. Tetapi sebelum itu pemerintah harus membasmi virus yang sedang menyerang hewan ternak tersebut.

"Karna kalau bibit diberikan tapi virus tidak dibasmi, itu sama saja. Basmi dulu virus babinya, lalu berikan bibitnya kepada peternak di Kepulauan Nias. Karena ekonomi masyarakat disana rata-rata beternak babi," terang Edward Zega mengakhiri kepada suaraindonesia.co.id


» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Sadar Laia
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya